ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL NUMERASI BERORIENTASI ETNOMATEMATIKA BUDAYA BALI PADA MATERI SPLDV BERDASARKAN PROSEDUR POLYA

Skor numerasi Indonesia pada PISA 2022 mengalami penurunan menjadi 366, salah satu indikator penilaiannya adalah kemampuan pemecahan masalah matematika sehingga dari data tersebut menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki siswa masih tergolong rendah. Kurangnya pemahaman soal dan pembelajaran matematika yang belum relevan dengan nilai- nilai budaya (etnomatematika) menjadi kendala yang dihadapi siswa saat memecahkan masalah matematika. Oleh karena itu, beragamnya konteks etnomatematika budaya Bali dapat menjadi peluang untuk dilibatkan dalam pembelajaran matematika. Adapun tujuan penelitian ini yaitu: 1) Untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan soal numerasi berorientasi etnomatematika budaya Bali pada materi SPLDV dengan menggunakan prosedur Polya dan 2) Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah siswa dalam menerapkan prosedur Polya saat menyelesaikan soal numerasi berorientasi etnomatematika budaya Bali pada materi SPLDV. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan subjek adalah 9 siswa kelas IX E SMP Negeri 14 Denpasar. Pengumpulan data melalui teknis tes yaitu 3 soal numerasi etnomatematika berupa uraian yang telah dilakukan uji validitas isi dan memperoleh skor 0,83 dengan kriteria validitas sangat tinggi. Sedangkan, teknik non tes yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dengan triangulasi teknik. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kemampuan pemecahan masalah siswa dengan kategori tinggi 21,43% (9 siswa), kategori sedang 66,67% (28 siswa), dan kategori rendah 11,90% (5 siswa). Subjek dengan kemampuan pemecahan masalah kategori tinggi lebih baik dalam memahami soal dan menyelesaikannya sesuai tahap pemecahan masalah, sedangkan subjek dengan kemampuan pemecahan masalah kategori sedang dan rendah seringkali kesulitan memahami soal dan cenderung kurang dalam melakukan tahap pemecahan masalah. Adapun faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah yaitu: 1) Pemahaman soal, 2) Kebiasaan mengerjakan secara terstruktur, 3) Ketelitian, dan 4) Efisiensi waktu pengerjaan.