TINGKAT KEBUTUHAN PERAWATAN ORTODONTIK INTERSEPTIF PADA ANAK TUNAGRAHITA DI SLB NEGERI 1 DENPASAR (KAJIAN PADA ANAK USIA 8-11 TAHUN)

Anak tunagrahita merupakan anak yang memiliki tingkat intelegensi di bawah rata-rata. Hal ini berpengaruh terhadap kesehatan rongga mulut mereka. Masalah umum yang sering dijumpai adalah maloklusi, yaitu ketidaksejajaran gigi yang dapat memengaruhi fungsi dan estetika. Untuk mencegah keparahan maloklusi, diperlukan perawatan ortodontik interseptif yang dilakukan pada fase gigi bercampur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kebutuhan perawatan ortodontik interseptif pada anak tunagrahita usia 8-11 tahun di SLB Negeri 1 Denpasar menggunakan Indeks Kebutuhan Perawatan Ortodontik Interseptif (IKPO-I). Metode penelitian yang digunakan adalah observasional deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel terdiri dari 30 anak tunagrahita yang dipilih secara purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kebutuhan perawatan ortodontik interseptif mencapai 56,7%, dengan proporsi tertinggi pada anak usia 8 tahun (20%). Sebanyak 40% anak membutuhkan perawatan ortodontik korektif, sementara hanya 3,3% yang tidak membutuhkan perawatan ortodontik. Masalah rongga mulut yang paling dominan adalah karies gigi desidui molar kedua (56,6%). Simpulan penelitian menunjukkan bahwa anak tunagrahita usia 8-11 tahun memiliki kebutuhan tinggi akan perawatan ortodontik interseptif. Oleh karena itu, pemeriksaan gigi dan edukasi kepada orang tua serta tenaga pengajar tentang pentingnya perawatan ortodontik dini sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi maloklusi lebih lanjut.