PREVALENSI TAURODONSIA DITINJAU DARI RADIOGRAFI PANORAMIK DI RGSM SARASWATI DENPASAR TAHUN 2021-2024

Radiografi panoramik adalah teknik pencitraan yang dapat menemukan kelainan secara tidak sengaja, salah satunya taurodonsia. Taurodonsia merupakan anomali gigi yang menyerupai banteng (bull-like tooth). Penyebab taurodonsia bervariasi mulai dari kelainan genetik seperti sindrom Down dan dapat juga dikaitkan dengan adanya infeksi bakteri seperti osteomyelitis bakteri. Taurodonsia diawali dengan perubahan selubung epitel hertwig (HERS) untuk invaginasi ke level horizontal yang normal yang membuat furkasi lebih ke arah apikal. Menurut morfologinya, taurodonsia dibagi menjadi tiga yaitu, hipotaurodonsia, mesotaurodonsia dan hipertaurodonsia. Gambaran radiografi taurodonsia terlihat furkasi yang terdorong ke arah apikal dan pemanjangan ruang pulpa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi taurodonsia ditinjau dari radiografi panoramik di RSGM Saraswati Denpasar Tahun 2021-2024. Metode yang digunakan adalah observasional deskriptif dengan pendekatan cross-sectional dengan pengambilan sampel didasarkan atas waktu yaitu 2021-2024. Hasil penelitian bahwa prevalensi taurodonsia ditinjau dari radiografi panoramik pasien RSGM Saraswati Denpasar Tahun 2021-2024 adalah sebanyak 106 kasus (3,22%). Taurodonsia paling banyak ditemukan pada usia remaja (12-25 tahun) sebanyak 80 kasus (75,47%). Dari 106 kasus yang ditemukan, didapatkan 220 gigi dengan kelainan taurodonsia. Taurodonsia lebih sering ditemukan pada gigi molar kedua rahang bawah sebanyak 142 kasus (64,55%), tipe taurodonsia yang paling banyak ditemukan adalah tipe hipoturodonsia dengan 146 kasus (66,37%).