KARAKTERISTIK LESI DAN FAKTOR-FAKTOR PEMICU STOMATITIS AFTOSA REKURENDI UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

StomatitisAftosa Rekuren (SAR) merupakan suatu inflamasi yang terjadi pada mukosa mulut dan penyebabnya belum diketahui secara pasti. SAR ditandai dengan tanda klinis berupa ulser berbentuk bulat atau oval tidak spesifik yang ditutupi oleh psudomembran fibrin berwarna putih keabu–abuan yang dikelilingi haloeritematosayangtegas.Beberapafaktorpemicusepertigenetik,trauma,stres, hormonal, dan penyakit sistemik diduga pencetus timbulnya SAR. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi distribusi frekuensi karakteristik lesi dan faktor–faktor pemicunya. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan yang dilakukan oleh penulis menggunakan Cross-Sectional. Pengumpulan data responden melalui pengisian kuesioner terhadap mahasiswa yang mengalami SAR di Universitas Mahasaraswati Denpasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi SAR berdasarkan jenis kelamin lebih banyak pada perempuan (74,3%) dibandingkan laki–laki. Usia 21 tahun yaitu, usia yang paling banyak menderita SAR sebanyak 48,6%.Tipe SAR yang paling sering ditemukan yaitu tipe minor sebanyak 97,1%.Lokasi yang sering terkena SAR yaitu pada mukosa labial (68,6%). Jumlah ulser tunggal sebanyak 57,1%. Durasi SAR paling sering7–14harisebanyak57,1%.Faktorpemicuyangpalingbanyakdideritayaitu genetik, trauma, dan stres yang berlangsung secara bersamaan sebanyak 20%. Dapat disimpulkan bahwa SAR paling banyak dialami perempuan pada usia 21 tahundengantipeSARminorberlokasidimukosalabialberjumlahtunggaldengan durasi 7–14 hari disebabkan oleh genetik, trauma, dan stres