PENGARUH BERMAIN SULING TERHADAP OVERJET, OVERBITE, SERTA TINGGI PALATUM PADA PEMAIN SULING TRADISIONAL BALI DI KABUPATEN GIANYAR

Suling Bali adalah alat musik tiup tradisional yang sering dimainkan dalam barungan gamelan Bali dan menghasilkan melodi yang merdu. Namun, di balik keindahan suara yang dihasilkan, terdapat anggapan negatif dari sebagian masyarakat mengenai dampak buruk bermain suling tradisional Bali. Beberapa spekulasi yang beredar di kalangan tetua desa menyebutkan bahwa bermain suling dapat menyebabkan gigi tonggos atau bibir monyong. Meskipun demikian, anggapan tersebut belum didukung oleh bukti ilmiah yang membuktikan adanya dampak negatif terhadap kesehatan mulut atau gigi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh bermain suling tradisional Bali terhadap kondisi ortodontik, seperti overjet, overbite, dan tinggi palatum pada para pemain suling di Kabupaten Gianyar. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik, dengan melibatkan 24 sampel yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu 12 pemain suling dan 12 non-pemain suling. Pengukuran dilakukan pada model studi dengan mengukur variabel overjet, overbite, dan tinggi palatum menggunakan jangka sorong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok pemain suling, nilai rata-rata overjet adalah 4,478 mm, overbite 3,082 mm, dan tinggi palatum 19,908 mm. Sedangkan pada kelompok non-pemain suling, nilai rata-rata overjet adalah 3,084 mm, overbite 3,025 mm, dan tinggi palatum 19,475 mm. Dari hasil penelitian ini dinyatakan terdapat perbedaan yang signifikan pada variabel overjet antara kedua kelompok. Namun, perbedaan pada variabel overbite dan tinggi palatum tidak bernilai signifikan.