FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS KOMUNIKASI TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN-PASIEN

Perubahan pelayanan kefarmasian yang semula hanya mengacu pada pelayanan obat kini telah bergeser menjadi pelayanan pasien. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Dalam upaya meningkatkan kualitas hidup pasien, tenaga kefarmasian harus berpusat pada pemenuhan dan keinginan pasien serta ketepatan penyampaian informasi. Komunikasi yang efektif dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien karena komunikasi yang tidak baik dapat menimbulkan mis-komunikasi atau salah penafsiran oleh pasien sehingga dapat merugikan serta membahayakan kondisi pasien. Penelitian ini merupakan penelitian desktiptif kualitatif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk mendekripsikan dan memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik snowball sampling dengan berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan. Sampel penelitian ini adalah 50 orang tenaga teknis kefarmasian yang merupakan anggota dari Persatuan Ahli Farmasi Indonesia Persatuan Daerah Bali. Sumber data penelitian ini didapatkan melalui wawancara mendalam pada tenaga teknis kefarmasian. Data yang didapat selanjutnya dikode (koding) sesuai dengan pola dengan memberi label, definisi atau dekskripsi. Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasi dan mensistemasi data secara lengkap sehingga dapat memunculkan tema atau gambaran tentang topik yang diteliti. Temuan dari hasil wawancara dengan tenaga teknis kefarmasian yaitu menghasilkan tigabelas (13) tema, yaitu kondisi fisik, empati, tidak empati, keterbukaan pasien, ketidak terbukaan pasien, keandalan tenaga kefarmasian dalam memberikan layanan kefarmasian, ketidak andalan tenaga kefarmasian dalam memberikan layanan kefarmasian, keandalan pasien dalam menerima informasi, ketidak andalan pasien dalam menerima informasi, jaminan dari tenaga kefarmasian, umpan balik dari pasien, daya tanggap tenaga kefarmasian dandaya tanggap pasien.