PENGARUH PENAMAMBAHAN EKSTRAK LENGKUAS (Alpinia galanga (L.) Willd.) TERHADAP KEMAMPUAN MEMPRODUKSI BUIH PADA PEMBUATAN SABUN MADU

Lengkuas (Alpinia galanga (L.) Willd.) merupakan herbal tahunan, akar berupa akar serabut, berwarna cokelat. Batang bermetamorfosis menjadi rimpang menjalar dibawah permukaan tanah, berwarna putih kemerahan, akar muncul disetiap ruas rimpang berwarna cokelat, batang semu muncul di permukaan tanah, tumbuh dari tunas rimpang, sebelum berbunga terdiri atas pelepah daun yang menyatu, sesudah berbunga batang semu terisi oleh tangkai bunga. Madu merupakan suatu larutan manis yang mengandung gula dan kental. Penggunaan madu pada sabun diharapkan dapat meningkatkan nilai guna dari sabun, seperti memberikan kesan lembut, halus, melembabkan dan memberikan aktivitas antibakteri pada kulit. Sabun madu merupakan salah satu produk yang dapat digunakan sebagai salah satu inovasi dari penggunaan madu dalam industri kosmetik. Sabun didefenisikan sebagai senyawa natrium dengan asam lemak yang digunakan sebagai pembersih tubuh, dengan atau penambahan lain serta tidak menyebabkan iritasi pada kulit. Ada beberapa pengujian yang dilakukan terhadap sabun yang dihasilkan, salah satunya yaitu uji stabilitas buih (busa) sabun. Stabilitas busa dinyatakan sebagai ketahanan suatu gelembung untuk mempertahankan ukuran dan atau pecahnya lapisan film dari gelembung. Busa (foam) adalah suatu dispersi koloid di mana gas terdispersi dalam fase kontinyu yang berupa cairan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sabun dengan penambahan ekstrak Lengkuas (Alpinia galanga (L.) Willd.) berpengaruh terhadap kemampuan memproduksi (busa) sabun. Hal ini dapat dilihat dari produksi buih (busa) sabun yang lebih sedikit ketika ditambahkan ekstrak Lengkuas (Alpinia galanga (L.) Willd.)