ANALISIS KINERJA STRUKTUR GEDUNG B PASAR SUKAWATI DENGAN LANTAI BASEMENT YANG TERKEKANG DAN TIDAK TERKEKANG SECARA LATERAL OLEH TANAH

Seiring bertambahnya kepadatan penduduk dan kebutuhan lahan juga semakin meningkat. Pembangunan basement bisa dijadikan solusi pemanfaatan lahan secara vertikal. Seperti yang akan ditinjau adalah gedung pasar yang lantai dasarnya dijadikan basement. Pembangunan gedung bertingkat harus ditinjau dari beberapa sisi antara lain peninjauan kelayakan konstruksi gedung tersebut, dalam hubungannya sesuai dengan kemampuan gedung mampu bertahan pada level kinerja tertentu. Perencanaan ini dilakukan dengan membandingkan 3 jenis struktur dengan kondisi pengekangan yang berbeda yaitu model 1 (M1) dengan lantai basement yang tidak terkekang secara lateral oleh tanah, seperti gedung pada umunya yang berada di atas tanah, model 2 (M2) dengan perlakuan lantai basement yang terkekang oleh tanah setinggi balok lantai dasar, posisi gedung yang ruangan bawahnya berada 3,3 m di bawah tanah. Model 3 (M3) dengan lantai basement yang terkekang oleh tanah setinggi 4,6 m, sama seperti gedung M2 tetapi ruangan bawahnya berada 4,6 m didalam tanah dan berada pada tengah tengah kolom. tanah pada model 2 dan model 3 yang diasumikan sebagai tumpuan rol pada bangunan. Ketiga model tersebut (M1, M2, dan M3) dibandingkan hasil simpangan antar lantai, kebutuhan tulangan, gaya geser, dan hasil analisis pushover. Hasil dari analisis ketiga model tersebut diperoleh kesimpulan bahwa struktur model 3 (M3) lebih kaku 2 kali lipat dari struktur model 1 (M1). Simpangan terbesar pada arah X dari ketiga model berada pada model 1 lebih besar 1,5 kali lipat dari model lain. Sedangkan simpangan terbesar pada arah Y berada pada model 1 lebih besar 1,5 sampai 2 kali lipat dari model lain. Simpangan antar lantai dari ketiga model pada arah X dan Arah Y memenuhi simpangan antar lantai ijin. Dari ketiga model adapun gaya geser terbesar yang terjadi pada model 1 struktur pada arah X sebesar 2258,71 kN dan pada arah Y sebesar 2686,40 kN. Hasil dari analisis struktur gedung yang meliputi luas tulangan, hasil luas tulangan kolom sama seperti luas tulangan yang di pasang dilapangan. Rasio tulangan pada kolom sebesar 1 %. Ukuran kolom masih bisa diperkecil sampai pada rasio 2-3% untuk mengoptimalkan penggunaan material beton. Sedangkan hasil luas tulangan balok pada penelitian ini hanya setengah dari luas tulangan yang di pasang di lapangan. Dari perbandingan hasil evaluasi kinerja struktur arah X, berdasarkan jumlah sendi plastis yang terjadi pada perpindahan targetnya, M1 dan M2 memiliki level kinerja yang sama yaitu CP (collapse prevention), sedangkan M3 memiliki level kinerja C (collapse). Pada arah Y ketiga model mencapai level kinerja CP (collapse prevention).