ANALISIS PERUBAHAN POLA SPASIAL TERHADAP DRAINASE PERKOTAAN DI JALAN PIDADA, DENPASAR UTARA

Perkembangan pembangunan infrastruktur suatu wilayah yang tidak memperhitungkan daya dukung tanah serta alih fungsi lahan yang cenderung ke arah penutupan lahan dengan bahan-bahan yang tidak tembus air (impervious) berdampak pada penurunan daya serap tanah dan meningkatnya beban limpasan menuju saluran drainase. Salah satu wilayah di Denpasar Utara yang mengalami banjir maupun genangan saat hujan adalah di Jalan Pidada. Alih fungsi lahan yang tidak memperhitungkan sistem drainase, tidak mampu menampung air limpasan dengan baik, sehingga mengakibatkan genangan, banjir atau bahkan kerusakan pada infrastruktur dan lingkungan. Terkait permasalahan tersebut, penulis melakukan penelitian pada saluran drainase di Jalan Pidada. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan pengukuran dari pengamatan langsung dan perhitungan terkait perubahan pola spasial terhadap drainase, pengaruh perubahan pola spasial terhadap limpasan, dan evaluasi kapasitas saluran dengan program bantu SWMM. Hasil perubahan pola spasial terhadap drainase adalah adanya perubahan tata guna lahan mengakibatkan air yang mengalir dipermukaan tidak dapat meresap ke tanah. Hasil pengaruh perubahan pola spasial terhadap limpasan adalah limpasan awal yang terjadi 73-77% saat sekarang meningkat menjadi 80-90%. Hasil simulasi SWMM adalah pada kondisi eksisting di Jalan Pidada dengan dimensi saluran paling banyak yaitu 0,7 x 0,5 m terjadi max flooding (banjir maksimum).