UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAN SERUM BATANG PISANG (Musa paradisiaca L.) DENGAN METODE DPPH (2,2-DIPHENYL-1- PICRYLHIDRAZIL)

Penuaan merupakan proses alami yang akan dialami setiap orang. Penggunaan antioksidan merupakan salah satu upaya yang sering dilakukan untuk mengatasi proses penuaan kulit (anti aging). Serum merupakan salah satu sediaan kosmetika yang memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan sediaan kosmetika yang lain. Sampai saat ini belum ada penelitian terkait aktivitas antioksidan pada ekstrak batang pisang, oleh sebab itu perlu diuji aktifitas antioksidannya pada ekstrak batang pisang dan bagaimana aktivitas antioksidannya setelah diformulasikan dalam bentuk sediaan serum wajah. Formulasi sediaan serum dibuat dengan menggunakan ekstrak batang pisang dengan perbandingan konsentrasi 4% (F1) dan 12 % (F2) dan bahan tambahan lainnya yang terdiri dari xanthan gum, gliserin, potassium sorbat, sodium benzoate dan aquadest. Metode yang digunakan untuk menguji aktivitas antioksidan dari ekstrak dan sediaan serum ekstrak batang pisang adalah metode DPPH (2,2-diphenyl-1-pikrihydrazil) yang diukur dengan spektrofotometer UVVis. Analisis statistik dilakukan dengan One Way Anova terhadap nilai IC50 pada ekstrak, serum F1, dan serum F2, dengan taraf kepercayaan 95%. Dari hasil penelitian yang dilakukan ekstrak batang pisang memiliki aktivitas antioksidan kuat dengan nilai IC50 57,393 ppm, sedangkan serum ekstrak batang pisang (Musa paradisiaca L.) memiliki aktivitas antioksidan katagori sedang, dimana F1 dengan nilai IC50 162,996 ppm dan F2 dengan nilai IC50 121,170 ppm. Hasil uji statistik menunjukan terdapat perbedaan yang bermakna (p < 0.05) pada nilai IC50 pada ekstrak, serum F1, dan serum F2.