ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL NON RUTIN DITINJAU DARI DISPOSISI MATEMATIS SISWA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS KELAS VIII.6 SMP NEGERI 4 DENPASAR

Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu kemampuan penting yang
harus dimiliki siswa. Namun, kemampuan pemecahan masalah di Indonesia masih
lemah. Hal ini ditunjukan berdasarkan, hasil Program for fundamental Student
Assesment (PISA) Matematika tahun 2018. Keberhasilan belajar siswa juga ditentukan
oleh ranah afektifnya. Disposisi merupakan bagian dari afektif (soft skill) seseorang
yang juga sangat penting untuk dapat bertahan menghadapi dalam mencari solusi atas
permasalahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa kelas
VIII.6 di SMP Negeri 4 Denpasar dalam menyelesaikan soal teorema pythagoras
ditinjau dari disposisi matematisnya. (2) Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi
kemampuan siswa kelas VIII.6 di SMP Negeri 4 Denpasar dalam menyelesaikan soal
teorema pythagoras. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
jenis penelitian deskriptif. Subjek penelitian adalah 3 orang siswa kelas VIII SMP
Negeri 4 Denpasar. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan Teknis tes
yang digunakan adalah tes uraian sedangkan teknik non tes yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik angket, observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai kemampuan pemecahan masalah dalam
menyelesaikan soal non rutin ditinjau dari disposisi matematis siswa pada materi
teorema Pythagoras kelas VIII.6 SMP Negeri 4 Denpasar pada siswa dengan disposisi
matematis tinggi sebesar 52,5% (21 siswa), disposisi matematis sedang sebesar 37,5%
(15 siswa), disposisi matematis rendah, sebesar 10% (4 siswa). Faktor yang
mempengaruhi kemampuan siswa yaitu : a) Tidak menulis terlebih dahulu yang
diketahui dan ditanya pada soal. (b) Kurangnya mengetahui rumus apa yang digunakan
untuk menyelesaikan permasalah yang ada. (c) Langkah-langkah menyelesaikan
penyelesaian siswa kurang mengerti untuk menyusun starateginya. d) Kurangnya teliti
siswa dalam proses perhitungan. e) Siswa sering kali menganggap jawabannya sudah
benar tanpa adanya pemeriksaan kembali. f) Kemampuan dasar matematik yang
dimiliki siswa. g) Kondisi minat, belajar, dan bakat siswa.