KAJIAN ETNOFARMASI KELOMPOK MASYARAKAT BANJAR SUBAMIA KELONG, TABANAN BALI

Latar Belakang: Etnofarmasi merupakan bagian dari ilmu farmasi yang mencakup pemahaman tentang tanaman obat yang digunakan dan mempelajari bagaimana komunitas etnis atau masyarakat tertentu menggunakan obat-obatan. Kajian mengenai etnofarmasi belum pernah dilakukan pada masyarakat di Kawasan Banjar Subamia Kelong Tabanan Bali. Dimana masih banyak masyarakat Banjar Subamia Kelong yang memanfaatkan penggunaan tanaman sebagai obat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan tanaman sebagai obat tradisional diantaranya indikasi, bagian tanaman, cara pengolahan dan cara penggunaan.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode survei atau pengamatan secara langsung di lapangan dan wawancara. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan metode non random sampling dengan memerhatikan kriteria inklusi dan ekslusi. Data yang diperoleh pada penelitian ini disajikan dalam bentuk gambar dan tabel.
Hasil: Berdasarkan penelitian etnofarmasi yang telah dilakukan di banjar Subamia Kelong diperoleh secara umum 20 jenis tanaman yang berada di wilayah banjar Subamia kelong. Dimana bagian tanaman yang digunakan adalah daun 60%, batang 15%, rimpang 15% dan buah 10%. Kesimpulan: Cara pengolahan tumbuhan dengan frekuensi yang tinggi adalah dengan cara direbus, yakni sebesar 60%. Cara penggunaan tanaman etnofarmasi yang sering dimanfaatkan adalah dengan cara diminum yaitu sebesar 65%, dan indikasi yang sering digunakan pada tanaman obat adalah untuk mengatasi masalah persendian, seperti nyeri otot dan asam urat (25%).