HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG SWAMEDIKASI BATUK DI APOTEK INDOBAT MENGWITANI

Swamedikasi ialah upaya untuk mengakses pengobatan sendiri tanpa didasari peresepan dokter. Swamedikasi sering diperuntukkan bagi penyakit ringan seperti batuk. Namun seringkali pelaksanaan swamedikasi ini didapatkan tidak rasional sehingga menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Oleh karena itu, tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat mengenai swamedikasi batuk memegang peranan penting. Hal ini dapat dapat direalisasikan melalui pendekatan di apotek. Salah satu apotek yang berkembang pesat di Desa Mengwitani adalah Apotek Indobat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan pasien tentang swamedikasi batuk di Apotek Indobat Mengwitani. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan potong lintang yang berlokasi di Apotek Indobat Mengwitani. Besar sampel pada penelitian ini adalah 116 orang yang diambil melalui purposive sampling. Data demografi, tingkat pendidikan, dan pengetahuan pasien mengenai swamedikasi obat batuk diketahui melalui pemberian kuesioner. Kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner tingkat pengetahuan yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Data kemudian dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan perangkat lunak SPSS.
Hasil penelitian ini menunjukkan rentang usia responden adalah 19-59 tahun dengan rata-rata usia yaitu 35,6±11,7 tahun, didominasi oleh laki-laki (55,2%), dan tingkat pendidikan SMA/K sederajat (69%). Penelitian ini memiliki rentang skor pengetahuan sebesar 13-18 dengan rata-rata 15,6±0,79. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan pasien mengenai swamedikasi batuk (p value=0,024, p<0,05). Tingkat pendidikan dan pengetahuan akan memengaruhi keputusan seseorang untuk melakukan swamedikasi yang benar.