TINJAUAN YURIDIS BERDASARKAN UNDANG UNDANG KETENAGAKERJAAN MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMAIN SEPAK BOLA DALAM PERJANJIAN KERJA DENGAN PIHAK KLUB SEPAK BOLA

Sepak bola adalah permainan beregu yang dimainkan masing-masing regunya yang terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga gawang. Adanya norma kabur menyebabkan timbulnya permasalahan antara klub sepakbola yang merupakan salah satu industri olahraga dibutuhkan adanya perlindungan hukum bagi pemain sepak bola dengan perjanjian kerja antara klub dan pemain sepak bola. Keabsahan perjanjian kerja pemain sepak bola dengan klub sepak bola yaitu dapat dilihat dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dalam kaitannya dengan keabsahan dari perjanjian kerja pemain sepakbola dengan klub sepak bola yaitu pertama, adanya kesepakatan para pihak, sepakat bagi mereka yang mengikatkan dirinya (pemain sepak bola dan klub sepak bola) artinya pemain sepak bola profesional dan klub sepak bola tersebut telah sepakat mengenai hak dan kewajiban yang muncul dalam perjanjian kerja tersebut. Kedua, kecakapan untuk membuat suatu perikatan yang artinya setiap pemain sepak bola profesional harus cakap untuk membuat suatu perjanjian kerja dengan klub di Indonesia. Upaya penyelesaian sengketa antara pemain sepak bola dengan pihak klub sepak bola adalah berdasarkan PP Nomor 16 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan. Upaya yang paling pertama adalah dengan musyawarah dan mufakat, jika gagal maka dilanjutkan melalui arbitrase yang sesuai dengan yurusdiksinya. Yurisdiksinya adalah FIFA atau PSSI dan menyediakan forum atau lembaga dalam penyelesaian sengketa seperti Court of Arbitration for Sport (CAS)