VALIDASI METODE ANALISIS KADAR HIDROKUINON PADA KRIM PEMUTIH WAJAH TANPA IZIN EDAR BPOM YANG BEREDAR SECARA ONLINE DI WILAYAH JAWA TIMUR MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Hidrokuinon menjadi salah satu bahan baku yang digunakan sebagai campuran pada krim pemutih karena berperan sebagai penghilang flek atau bercak hitam pada wajah dengan mekanismenya dalam menekan produksi melanin. Penggunaan hidrokuinon dalam jangka panjang dan melebihi kadar yang ditentukan dapat mengakibatkan efek samping yang merugikan seperti kelainan ginjal, kanker darah dan kanker hati. Peraturan BPOM Nomor 23 Tahun 2019 tentang Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika, BPOM RI melarang hidrokuinon digunakan sebagai dalam kosmetik wajah, hidrokuinon hanya boleh digunakan untuk bahan pengoksidasi warna pada pewarna rambut dengan ketentuan kadar maksimum sebesar 0,3% dan untuk kuku artifisial dengan kadar maksimum sebesar 0,02%.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan melakukan analisis kuantitatif menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis untuk mengetahui kadar hidrokuinon dalam sediaan krim pemutih wajah yang beredar tanpa izin BPOM secara online dan untuk mengetahui apakah metode yang digunakan dalam penetapan kadar telah memenuhi pesyaratan validitas.
Penelitian ini menggunakan sembilan sampel krim pemutih wajah tanpa izin edar BPOM, menunjukkan bahwa delapan sampel yang diuji positif mengandung hidrokuinon dengan rata-rata kadar hidrokuinon tertinggi terdapat pada sampel I dengan kadar rata-rata sebesar 2,644%, sedangkan kadar hidrokuinon terendah adalah sampel H dengan kadar rata-rata 1,142%. Perhitungan presisi dari hasil persentase kadar masing-masing sampel diperoleh nilai presisi terbaik ditunjukkan oleh sampel dengan kode I dimana nilai presisi yang diperoleh adalah 0,609%. Nilai LOD yang diperoleh yaitu 1,016 μg/ml dan nilai LOQ yang diperoleh yaitu 3,387 μg/ml.