SKRINING DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAUN BENALU JERUK (Dendrophthoe glabrescens (Blakely) Barlow) MENGGUNAKAN PELARUT NON POLAR DAN POLAR DENGAN METODE DPPH (1,1 – Difenil -2- Pikrilhidrazil)

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang kaya, termasuk dalam bidang eksplorasi dan pengembangan biofarmasi dan obat-obatan herbal. Keanekaragaman tumbuhan dan kearifan lokal masyarakat Indonesia dalam pemanfaatan tanaman sebagai obat telah menjadi potensi yang belum sepenuhnya dimanfaatkan. Antioksidan adalah senyawa yang penting dalam mengatasi radikal bebas pada tubuh. Antioksidan alami lebih diinginkan daripada yang sintetik karena efek sampingnya yang lebih minim. Benalu jeruk merupakan tanaman parasit yang telah digunakan dalam obat tradisional di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak daun benalu jeruk dengan menggunakan pelarut non polar, dan polar dan bagaimana aktivitas antioksidannya.
Ekstrak daun benalu jeruk dibuat dengan menggunakan pelarut n-heksana sebagai pelarut non polar, dan etanol sebagai pelarut polar dengan perbandingan bahan dan pelarut 1:10. Adapun skrining yang diujikan diantaranya alkaloid, triterpenoid, steroid, flavonoid, saponin, dan tannin. Metode yang digunakan untuk menguji aktivitas antioksidan dari ekstrak daun benalu jeruk adalah metode DPPH yang diukur dengan spektrofotometer UV-Vis.
Dari hasil penelitian yang dilakukan ekstrak N-Heksan daun benalu jeruk mengandung metabolit sekunder alkaloid, steroid, dan flavonoid, dan ekstrak etanol daun benalu jeruk mengandung metabolit sekunder alkaloid, steroid, flavonoid, saponin, dan tanin. Aktivitas antioksidan dari ekstrak N-Heksan dan etanol berturut turut 92,731ppm (kuat) dan 54,490 ppm (kuat).