PERUBAHAN OMSET DAN JUMLAH PENJUALAN OBAT SIRUP SERTA PERSEPSI DAN PERILAKU KONSUMEN APOTEK KIMIA FARMA 242 RAYA KUTA TERHADAP PENGGUNAAN OBAT SIRUP SETELAH ADANYA KEJADIAN KASUS GAGAL GINJAL AKUT PADA ANAK

Sediaan sirup dikenal sebagai jenis sediaan farmasi yang paling sederhana dengan karakteristik absorpsi yang tinggi dan onset yang cepat. Seiring berjalannya waktu, terdapat permasalahan yang muncul dalam penggunaan sediaan sirup di masyarakat, yaitu kasus Acute Kidney Injury (AKI). Data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada bulan September tahun 2022, terdapat 74 kasus AKI yang telah dilaporkan, yang sebagian besar ditemukan pada anak laki-laki dengan usia di bawah enam tahun tanpa riwayat komorbid. Kemunculan kasus AKI pada pasien anak dicurigai disebabkan adanya cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) pada sediaan sirup. BPOM menemukan berbagai bets produk sediaan sirup yang mengandung cemaran EG dan DEG melebihi Tolerable Daily Intake (TDI), sebesar 0,5 mg/kg berat badan per hari. Hal ini menimbulkan berbagai dampak negatif di masyarakat, yaitu menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap penggunaan sediaan sirup, serta adanya potensi penurunan penjualan obat yang diperoleh. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk dampak bagi penjualan obat di Apotek Kimia Farma 242 Raya Kuta sebelum dan setelah adanya kasus AKI pada pasien anak, serta persepsi dan perilaku pasien Apotek Kimia Farma 242 Raya Kuta terhadap obat sirup serta setelah adanya kasus AKI pada pasien anak.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional dilaksanakan dengan pengambilan data persepsi dan sikap pasien Apotek Kimia Farma 242 Raya Kuta terhadap obat sirup setelah adanya kasus gagal ginjal akut pada anak melalui kuisioner kepada pelanggan. Di lain sisi, dampak bagi penjualan obat di Apotek Kimia Farma 242 Raya Kuta sebelum dan setelah adanya kasus gagal ginjal pada pasien anak dianalisis dengan pengumpulan data omset dalam rentang waktu April 2022 hingga Maret 2023. Data yang diperoleh pada kedua aspek di atas kemudian ditabulasikan dan dianalisis lebih lanjut secara deskripstif kuantitatif. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data univariat untuk melihat karakteristik, tingkat persepsi dan perilaku responden, serta analisis data bivariat untuk melihat hubungan karakteristik dengan tingkat persepsi dan perilaku responden.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dampak bagi penjualan obat di Apotek Kimia Farma 242 Raya Kuta sepanjang adanya kasus Acute Kidney Injury (AKI) pada pasien anak yaitu terjadi penurunan omset, serta penjualan sediaan cair dibandingkan sediaan padat pada periode September hingga November 2022, dan terjadi peningkatan omset, serta penjualan sediaan cair dibandingkan sediaan padat pada periode Desember 2022 hingga Maret 2023. Persepsi pasien Apotek Kimia Farma 242 Raya Kuta terhadap obat sirup setelah adanya kasus Acute Kidney Injury (AKI) pada anak yaitu mayoritas memiliki tingkat persepsi yang baik (77%) serta memiliki tingkat perilaku yang baik (77%). Karakteristik responden yang berpengaruh secara signifikan (p value < 0,05) terhadap tingkat persepsi yaitu usia (p value 0,018) dan tingkat pekerjaan (p value 0,003), sedangkan terhadap tingkat perilaku yaitu usia (p value 0,021).