MANAJEMEN RISIKO KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN BALI INTERCONTINENTAL GRAND BALLROOM

Proyek pembangunan Bali Intercontinental Grand Ballroom merupakan pembangunan gedung dengan 3 lantai dan memiliki luas 6804 m², pengerjaan gedung ini menggunakan banyak alat berat untuk memudahkan pengerjaan sehingga memiliki risiko kecelakaan kerja yang tinggi. Maka diperlukan manajemen risiko terhadap kecelakaan kerja proyek yang mencakup identifikasi risiko, analisis risiko serta tindakan mitigasi risiko yang dapat dilakukan dengan tujuan mengurangi dan menghindari risiko terutama risiko kecelakaan kerja yang terjadi pada pelaksanaan Proyek Pembangunan Bali Intercontinental Grand Ballroom.
Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan metode kualitatif yaitu wawancara dan menyebarkan kuisioner kepada responden yang berpengalaman dan berkompeten yang berhubungan dengan pembangunan Bali Intercontenintal Grand Ballroom dengan total 25 responden. Pihak-pihak yang terlibat akan memberikan jawaban mengenai kemungkinan terjadinya suatu risiko (likelihood) dan dampak/pengaruh yang terjadi akibat risiko tersebut (consequences), kemudian dari hasil yang diperoleh dari responden akan mendapatkan penilaian risiko dengan cara mengalikan nilai modus dari frekuensi/kemungkinan terjadinya risiko (likelihood) dengan nilai modus pengaruh/dampak risiko (consequences).
Hasil dari penelitian ini mendapatkan 40 identifikasi risiko. Risiko-risiko tersebut diantaranya 39 risiko undesirable (97%) dan 1 risiko acceptable (3%). Analisis risiko selanjutnya hanya menggunakan 40 risiko yang valid. Risiko-risiko yang masuk dalam kategori undesirable (tidak diharapkan) merupakan risiko dominan (major risk). Kepemilikan risiko terhadap risiko-risiko dominan dilakukan agar penanganan/mitigasi terhadap risiko tersebut sesuai dengan bidang dan tanggung jawab masing-masing pihak yaitu pihak Kontraktor serta pihak Perencana. Mitigasi yang dilakukan terhadap risiko belum adanya sanksi yang jelas bagi perusahaan yang tidak menerapkan K3 dengan nilai risiko terbesar adalah dengan cara Memberikan sanksi kepada perusahaan yang tidak menerapkan K3 bagi tenaga kerjanya.