ANALISIS PENERAPAN KONSTRUKSI HIJAU PADA PROYEK REVITALISASI PASAR RAKYAT TEMATIK WISATA UBUD

Pemerataan infrastruktur merupakan salah satu bidang yang sedang digencarkan oleh pemerintah seperti yang tercantum dalam Visi Indonesia Tahun 2045. Pemerataan infrastruktur dapat dilaksanakan dengan berbagai cara seperti revitalisasi yang cocok diterapkan pada bangunan yang unik seperti pasar tradisional. Hal ini dapat dilihat pada proyek revitalisasi Pasar Rakyat Tematik Wisata Ubud. Dari kegiatan revitalisasi tentu menimbulkan dampak negatif seperti pencemaran yang berdampak pada lingkungan sekitar. Untuk meminimalisirnya maka diterapkan konsep Konstruksi Hijau atau Green Construction.
Penilaian Green Construction menggunakan sistem Model Assessment Green Construction yang dikembangkan oleh Evrianto dengan mengidentifikasi penerapan konstruksi hijau baik metode pelaksanaan maupun penggunaan material ramah lingkungan yang telah diterapkan dalam proses konstruksi sebuah bangunan gedung. Adapun responden yang dipilih merupakan pihak-pihak yang terlibat dalam perencanaan hingga konstruksi pasar tersebut. Dengan metode Purposive Sampling dipilih sebanyak 30 orang atau 50% dari populasi.
Dalam proses penerapannya diperoleh capaian penerapan faktor tertinggi dengan persentase 100% pada faktor F7 Manajemen lingkungan proyek konstruksi dan faktor F11 penyimpanan dan perlindungan material. Capaian penerapan aspek tertinggi dengan persentase 96% pada aspek A1 Kesehatan dan keselamatan kerja. Diperoleh capaian penerapan faktor terendah dengan persentase 24% pada faktor F3 Kualitas udara tahap konstruksi, capaian penerapan aspek terendah dengan persentase 58% pada aspek A6 konservasi air dan energi. Nilai green construction yang dicapai sebesar 3.877dari NIGC ideal 21.92. Nilai tersebut dianggap belum memenuhi standar karena terlampau jauh dari NIGC ideal. Hal tersebut diakibatkan oleh tidak diterapkannya beberapa indikator konstruksi hijau serta kendala lainnya dalam pelaksanaan green construction.