IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KERUSAKAN DAN KEHILANGAN BAGASI TERCATAT ANGKUTAN UDARA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN

Dewasa ini, perkembangan dan pertumbuhan sektor transportasi udara tidak lepas dari peningkatan jumlah pengguna jasa penerbangan. Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan industri penerbangan tersebut tidak lepas dari peningkatan jumlah pengguna jasa transportasi udara yang juga mengalami perkembangan. Terlepas dari kelebihan dalam menggunakan transportasi udara, terdapat beberapa kekurangan dalam menggunakan transportasi udara salah satunya adalah kehilangan dan kerusakan bagasi tercatat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor penghambat perlindungan bagasi tercatat oleh maskapai dan mengetahui upaya pihak maskapai dalam melakukan perlindungan pengguna bagasi tercatat menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. Penelitian ini dilakukan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Hasil yang didapat yaitu perlindungan bagasi tercatat disebabkan oleh faktor internal berupa penerimaan petugas, dan faktor mesin. Sedangkan faktor eksternalnya yaitu kelalaian penumpang angkutan udara yang lalai. Upaya pihak maskapai yaitu dengan bekerjasama dengan beberapa pihak seperti AVSEC dan kepolisian sektor Bandara dalam menjaga keamanan dan ketertiban para penumpang sehingga kasus kehilangan dan kerusakan bagasi tercatat bisa dikurangi.