ANALISIS KINERJA PELAYANAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SUMBA TIMUR (Studi Kasus Trayek Terminal Pasar Impres Matawai-Melolo)

Abstrak

Kabupaten Sumba Timur sebagai Kabupaten yang sedang berkembang dalam berbagai sektor dan perkembangan ini tidak lepas dari peran serta transportasi sebagai pendukung utama dalam pergerakan barang, jasa dan manusia itu sendiri. Salah satu penyebab tingginya permintaan masyarakat terhadap angkutan umum dipengaruhi oleh karena faktor ekonomi masyarakat yang masih lemah sehingga angkutan umum seperti bus menjadi sarana transportasi yang paling diandalkan. Bus di Sumba Timur tidak hanya digunakan untuk mengangkut penumpang melainkan juga seperti barang dagangan, ternak peliharaan dan hasil pertanian sehingga menyebabkan ruang dalam bus menjadi berkurang dan sempit dan hal ini dapat menyebabkan tingkat kinerja operasional dan pelayanan angkutan umum bus sebagai salah satu moda transportasi di Kabupaten Sumba Timur masih belum baik, untuk melihat apakah kinerja angkutan umum pedesaan di Kabupaten Sumba Timur saat ini sudah memenuhi standar apabila dilihat dari Load Factor, headway, kecepatan perjalanan dan jumlah armada yang tersedia, Adapun metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menghitung Load Factor yakni perbandingan jumlah penumpang terhadap kapasitas tempat duduk, Headway, kecepatan perjalanan, dan jumlah armada yang tersedia. Dari hasil analisis yang dilakukan di dapatkan hasil Load Factor rata-rata pada minggu 25 September 2022 waktu berangkat yaitu sebesar 30 % dan waktu pulang sebesar 30 % serta senin 26 September 2022 waktu berangkat yaitu sebesar 61 % dan pada waktu pulang sebesar 55 %, nilai Headway rata -rata pada minggu 25 September 2022 waktu berangkat yaitu sebesar 5 menit dan waktu pulang sebesar 14 menit serta senin 26 September 2022 waktu berangkat yaitu sebesar 5 menit dan pada waktu pulang sebesar 13 menit, serta memiliki kecepatan perjalanan rata-rata pada minggu 25 September 2022 dan senin 26 September 2022 baik waktu berangkat maupun waktu pulang memiliki nilai yang sama yakni 58 km/menit dan memiliki jumlah armada yang tersedia yaitu 8 buah yang sudah mencukupi kebutuhan masyarakat akan angkutan umum.

Abstract

East Sumba Regency as a district that is developing in various sectors and this development cannot be separated from the role of transportation as the main support in the movement of goods, services and people themselves. One of the reasons for the high public demand for public transportation is due to the weak economic factors of the community, so that public transportation such as buses is the most reliable means of transportation. Buses in East Sumba are not only used to transport passengers but also for merchandise, livestock and agricultural products, causing the space on the bus to become reduced and narrow and this can lead to the level of operational performance and bus public transport services as a mode of transportation in the Regency. East Sumba is still not good, to see whether the performance of rural public transport in East Sumba Regency currently meets the standards when viewed from Load Factor, headway, travel speed and number of fleets available, The method used in this study is to calculate the Load Factor, namely the ratio of the number of passengers to the seating capacity, Headway, travel speed, and the number of available fleets. From the results of the analysis carried out, the average Load Factor results on Sunday 25 September 2022 when leaving is 30% and when returning is 30% and Monday 26 September 2022 when leaving is 61% and when returning is 55%, the value The average headway on Sunday 25 September 2022 when leaving is 5 minutes and returning is 14 minutes and Monday 26 September 2022 when leaving is 5 minutes and when returning is 13 minutes, and has an average travel speed on week 25 September 2022 and Monday September 26 2022 both the departure and return times have the same value, namely 58 km/minute and have a number of fleets available, namely 8 units which are sufficient for the community's need for public transportation.