PERAWATAN PROSTHODONTIK PADA KONDISI RIDGE YANG KURANG MENGUNTUNGKAN

Koesoemawati, Ria (2022) PERAWATAN PROSTHODONTIK PADA KONDISI RIDGE YANG KURANG MENGUNTUNGKAN. Universitas Mahasaraswati Denpasar. (Unpublished)

[thumbnail of Laporan Penelitian] Text (Laporan Penelitian)
KK-FKG-23-22-KOE.pdf - Other

Download (1MB)

Abstract

Kehilangan gigi seluruhnya adalah salah satu masalah dalam kesehatan gigi dan mulut yang sering dijumpai pada lansia. Angka prevalensi kehilangan gigi pada usia kelompok 55-64 adalah 29% dan akan semakin meningkat menjadi 30,6% pada usia di atas 65 tahun. Gigi tiruan lengkap (GTL) merupakan restorasi yang digunakan untuk menggantikan seluruh gigi dan jaringan di sekitarnya. Gigi tiruan lengkap berfungsi untuk merehabilitasi seluruh gigi yang hilang dan jaringannya sehingga dapat memperbaiki atau mengembalikan fungsi estetik, mastikasi dan fonetik. Pasien melakukan perawatan prostodontik karena dua alasan utama, yaitu untuk memperbaiki estetik dan meningkatkan fungsi mastikasi. Setiap individu memiliki pemahaman dan penilaian yang berbeda, hal ini akan mempengaruhi persepsi dari masing-masing individu mengenai fungsi estetik dan mastikasi penggunaan gigi tiruan lengkap. Persepsi masyarakat dalam penggunaan gigi tiruan lengkap adalah hal yang penting untuk dipahami guna mengetahui kelebihan dan kekurangan gigi tiruan lengkap yang digunakan, sehingga bisa dibuat sebagai bahan evaluasi di masa mendatang (Falatehan, 2020). Kehilangan seluruh gigi merupakan masalah kesehatan yang diderita oleh kebanyakan lansia. Jika masalah ini tidak diperbaiki akan mengganggu kecantikan (estetik) dan gangguan bicara (fonetik) pada pasien lansia. Untuk mengatasi masalah ini pasien dibuatkan gigi tiruan lengkap (GTL). Pasien lansia memiliki beragam tingkat kepuasan tergantung dari hasil pelayanan yang diberikan dan GTL yang dibuatkan (Falatehan, 2018).
Perawatan menggunakan gigi tiruan lengkap menjadi perawatan utama selama beberapa dekade karena daya tarik estetika dan perawatan yang mudah. Gigi tiruan lengkap adalah gigi tiruan yang menggantikan seluruh gigi dan struktur yang telah hilang pada rahang atas atau rahang bawah ataupun keduanya.
Gigi merupakan organ tubuh yang memiliki peranan yang penting dalam hidup manusia untuk estetik, membantu dalam mastikasi, dan memiliki peranan dalam fungsi fonetik. WHO mengatakan bahwa meningkatnya persentase kehilangan gigi bertambah seiring bertambahnya usia dimana orang yang berusia 35-44 tahun sebesar 0,4%, sedangkan orang yang berusia 65 tahun ke atas sebesar 17,6%. Gigi tiruan lengkap yang dibuat dengan baik memiliki banyak keuntungan seperti mengembalikan fungsi pengunyahan, mengembalikan profil muka, memiliki warna yang menyerupai gusi, cukup stabil, dan memiliki harga yang relatif murah. Apabila pemeliharaan gigi tiruan lengkap tidak dilakukan dengan baik dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak yang tersisa pada mulut dan merusak gigi tiruan lengkap tersebut.
Kehilangan gigi yang tidak segera dibuatkan gigi tiruan dapat menyebabkan sisa tulang alveolar rahang atas atau rahang bawah mengalami resorpsi. Resorpsi tulang alveolar merupakan masalah yang sering terjadi pada pemakai GTL. Resorpsi tulang alveolar adalah suatu proses pengurangan (reduksi) volume dan ukuran substansi tulang alveolar pada rahang atas dan rahang bawah yang terjadi secara fisiologis atau alamiah dan dapat pula secara patologis yang dipengaruhi oleh faktor sistemik. Proses resorpsi terjadi sebagai akibat dari aktifitas osteoklas yang lebih besar daripada aktifitas osteoblas atau disebut sebagai ketidakseimbangan metabolisme tulang. Derajat dan kecepatan resorpsi tulang alveolar berlangsung secara berbeda-beda. Perubahan jaringan pendukung ini terutama yang sering terjadi pada rahang bawah dapat berlangsung secara perlahan karena resorpsi fisiologis saja atau resorpsi patologis yang dapat terjadi dengan cepat karena penderita mempunyai penyakit sistemik atau karena pembuatan gigi tiruan yang kurang baik. Perubahan ini sifatnya menetap dan tidak dapat dihindari. Hasil perawatan yang dilakukan pada kasus resorpsi tulang yang terjadi secara fisiologis lebih baik daripada perawatan yang dilakukan pada kasus resorpsi tulang yang terjadi secara patologis. Hal ini dikarenakan faktor sistemik mempengaruhi progresivitas resorpsi tulang alveolar yang terjadi sehingga dapat menimbulkan masalah yaitu, hilangnya suport, perubahan estetik dan relasi rahang, retensi, dan stabilitas pada gigi tiruan di kemudian hari (Nikolas, 2018).

Item Type: Other
Additional Information: KK-FKG/23/22/KOE
Uncontrolled Keywords: prostodontik, kedokteran gigi
Subjects: F. FARMASI > Dentistry
Divisions: Fakultas Kedokteran Gigi
Depositing User: Unnamed user with email [email protected]
Date Deposited: 11 Apr 2023 05:29
Last Modified: 11 Apr 2023 05:29
URI: http://eprints.unmas.ac.id/id/eprint/2950

Actions (login required)

View Item
View Item