STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN LODOK LINGKO SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI DESA MELER KECAMATAN RUTENG KABUPATEN MANGGARAI

ABSTRAK
Lodok lingko yaitu istilah dalam bahasa Manggarai yang artinya adalah sistem pembagian sawah atau kebun (lahan). Istilah lodok lingko, terdapat di daerah di Kampung Cancar, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur yang pembagian lahannya berbentuk jaring laba-laba. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kondisi lingkungan internal dan eksternal yang sedang terjadi di wisata lodok lingko serta menyusun startegi pengembangan bisnis bagi wisata lodok lingko untuk mengetahui strategi yang cocok dalam pengembangan sistem pertanian lodok lingko sebagai daya tarik wisata. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari wawancara kemudian melakukan pengolahan data yang diperoleh dari metode Anlisis SWOT, Matriks SWOT dan Matriks Internal-Eksternal. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa faktor Internal yang mempengaruhi strategi pengembangan lodok lingko adalah kekuatan dan kelemahan. Total faktor kekuatan adalah 0,36 berarti mempunyai kemampuan yang baik. Kelemahan utama adalah fasilitas yang belum lengkap, hal ini di tunjukkan oleh total skor 0,18. Faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman dengan nilai yang baik yaitu 0,36 di setiap pernyataan. Sedangkan faktor ancaman terendah di tunjukan pada kesadaran masyarakat dalam menjaga lokasi dan memiliki kawasan yang sama di lokasi terdekat dengan skor 0,18 dan strategi pengembangan wisata Lodok Lingko berada pada kuadran I yaitu Perusahaan harus mendukung kebijakan pengembangan yang agresif. Sehingga strategi yang sesuai adalah strategi S-O yaitu Meningkatkan kualitas Pelayanan pada wisata lodok lingko dan meningkatakan pengembangan wisata Lodok Lingko. Strategi S-T yaitu menjaga keeksistensi lokal dan budaya pada wisata lodok lingko serta memberikan edukasi dalam kesadaran apa yang masih perlu di perbaiki. Strategi W-O yaitu meningkatkan promosi terhadap wisata Lodok Lingko, sehingga dapat lebih meningkatkan peluang. Strategi W-T yaitu memanfaatkan masyarakat dengan menggunakan fasilitas publik dengan menjadikan masyarakat sebagai pengelola.

ABSTRACT
Lodok lingko is a term in the Manggarai language which means the system of dividing rice fields or gardens (land). The term lodok lingko, is found in an area in Cancar Village, Ruteng District, Manggarai Regency, East Nusa Tenggara where the distribution of land is in the form of a spider's web. The purpose of this study is to describe the internal and external environmental conditions that are currently occurring in Lodok Lingko tourism and to develop a business development strategy for Lodok Lingko tourism to find out a suitable strategy in developing the Lodok Lingko agricultural system as a tourist attraction. This research was conducted by collecting data from interviews and then processing the data obtained from the SWOT Analysis method, the SWOT Matrix and the Internal-External Matrix. From the results of the study it was found that the internal factors that influence lodok lingko development strategies are strengths and weaknesses. The total strength factor is 0.36 means it has a good ability. The main weakness is the incomplete facilities, this is shown by the total score of 0.18. External factors consist of opportunities and threats with a good value of 0.36 in each statement. While the lowest threat factor is shown in public awareness in protecting the location and having the same area in the nearest location with a score of 0.18 and the Lodok Lingko tourism development strategy is in quadrant I, namely the company must support an aggressive development policy. So that the appropriate strategy is the S-O strategy, which is to improve the quality of services for Lodok Lingko tourism and increase the development of Lodok Lingko tourism. The S-T strategy is to maintain local and cultural existence in Lodok Lingko tourism and provide education in awareness of what still needs to be improved. The W-O strategy is to increase promotion of Lodok Lingko tourism, so that it can further increase opportunities. The W-T strategy is to take advantage of the community by using public facilities by making the community the manager.