TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP PENGEMBANGAN JAGUNG MANIS (Studi Kasus Di Subak Sembung Kelurahan Peguyangan, Kec. Denpasar Utara Kota Denpasar)

ABSTRAK
Penelitian ini tentang tingkat adopsi petani terhadap pengembangan jagung manis di Subak Sembung, Kelurahan Peguyangan, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis tingkat adopsi petani terhadap pengembangan jagung manis. (2) mengetahui faktor pendapatan yang mempengaruhi tingkat adopsi petani terhadap pengembangan jagung manis. Responden di Subak Sembung yang digunakan 25 dengan metode sensus sampling, metode analisis data yang digunakan analisis uji regresi, uju (T,) dan uji (F). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat adopsi petani antara pemilihan benih unggul, pengaturan jarak tanam, pengairan, penggunaan pupuk organik, penggunaan pupuk an organik, pengendalian hama, panen, penanganan pasca panen petani. Faktor faktor pendapatan yang mempengaruhi tingkat adopsi petani yaitu: umur, pendidikan, luas lahan, status lahan, pengalaman usaha tani dan jumlah anggota keluarga petani, berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat adopsi petani terhadap pengembangan jagung manis.

ABSTRACT
This research is about the level of farmer adoption of sweet corn development in Subak Sembung, Peguyangan Village, North Denpasar District, Denpasar City. This study aims to: (1) analyze the adoption rate of farmers towards the development of sweet corn. (2) knowing the income factors that affect the level of farmer adoption of sweet corn development. Respondents in Subak Sembung used 25 with census sampling method, data analysis method used regression test analysis, test (T), and test (F). The results of this study show that the level of farmer adoption between the selection of superior seeds, spacing, irrigation, use of organic fertilizers, use of organic fertilizers, pest control, harvesting, post-harvest handling of farmers. Income factors that affect the adoption rate of farmers, namely: age, education, land area, land status, farm experience and the number of farmer family members, have a positive and significant effect on the adoption rate of farmers towards the development of sweet corn.