PENGARUH ETHICAL LEADERSHIP, ETHICAL ENVIRONMENT, PERSONAL COST, MORALITAS DAN BYSTANDER EFFECT TERHADAP INTENSI MELAKUKAN WHISTLEBLOWING INTERNAL PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI KOTA DENPASAR

Kasus kecurangan yang melibatkan sektor perbankan marak terjadi di Indonesia. Hal ini terjadi karena perusahaan tidak menerapkan sistem tata kelola perusahaan dengan baik. Salah satu sektor perbankan yang mendapat perhatian khusus terkait dengan kasus kecurangan adalah BPR. Metode yang paling efektif diterapkan untuk mendeteksi adanya kecurangan yaitu dengan melakukan tindakan whistleblowing. Whistleblowing merupakan tindakan pelaporan yang dilakukan oleh individu melalui saluran internal maupun eksternal untuk mengungkap adanya pelanggaran dalam suatu perusahaan. Dalam melakukan suatu pengungkapan, seorang individu dipengaruhi oleh niat atau intensi individu tersebut untuk melakukan tindakan whistleblowing. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh ethical leadership, ethical environment, personal cost, moralitas dan bystander effect terhadap intensi melakukan whistleblowing internal pada Bank Perkreditan Rakyat Kota Denpasar. Penelitian ini dilakukan pada 25 BPR di Kota Denpasar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor internal dan karyawan accounting yang bekerja pada BPR di Kota Denpasar yang berjumlah 50 responden. Penarikan sampel dilakukan dengan teknik sampling jenuh (sensus) karena jumlah populasi yang relatif kecil. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ethical leadership, ethical environment dan bystander effect tidak berpengaruh terhadap intensi melakukan whistleblowing internal. Personal cost berpengaruh negatif terhadap intensi melakukan whistleblowing internal. Moralitas berpengaruh positif terhadap intensi melakukan whistleblowing internal.