HUBUNGANTIPEWAJAH DANLEBAR BUCCAL CORRIDORTERHADAP ESTETIKA SENYUM MAHASISWASUKUBALI DI FKG MAHASARASWATI DENPASAR

ABSTRACT
Orthodontic treatment is one of the treatments of dentistry which is animportant role in improving the arrangement of the teeth so that they can improveone's mastication, phonetic and aesthetic abilities. In order to achieve this goal indetermining a diagnosis and planning orthodontic treatment, there are standardprocedures that need to be performed, one of which is an extra-oral examination. This examination includes measuring the head index and facial index. the type of face that is classified into hypereuryprosopic, euryprosopic, mesoprosopic, leptoprosopic andhyperleptoprosopic. One of the attractive facial appearances can be seen fromthesmile. Smile is a component of facial aesthetics which also acts as an indicator of assessing one's attractiveness. Smile analysis must include evaluation of certainelements in a specific order. One of them is dento-labial analysis which includes analysis of maxillary incisor display at rest, maxillary incisor display when smiling, smile arc, smile symmetry, and buccal corridor. The buccal corridor is the darkareaor black space (negative lateral space) between the corner of the mouth and the lateral edges of the maxillary posterior teeth that appears when a person smiles. The buccal corridor occurs as a dark area in the mouth that depends on the shape and width of thecurve of the upper teeth and the facial muscles involved when a person smiles. This study aims to determine the relationship between face type and buccal corridor widthon the smiling aesthetics of Balinese students at Faculty of Dentistry Mahasaraswati Denpasar.This research is a descriptive correlational study with a cross-sectional research design, examines the relationship between the independent variables andthedependent variable and will carry out observations. The data obtained was thentabulated and processed using the Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) through the cross tab test and pearson chi square correlation. The results of thepearson chi square test with p = 0.091, showed no significant meaning. This means that there is no significant relationship between facial type and the smile aesthetics of Balinese students at Faculty of Dentistry Mahasaraswati Denpasar Different results can be seen in the relationship between the width of the buccal corridor andtheaesthetics of a smile, where the results show p = 0.000, indicating a significant meaning, that there is a significant relationship between the width of the buccal corridor and the aesthetics of the smiles of Balinese students at Faculty of DentistryMahasaraswati Denpasar.

ABSTRAK
Perawatan ortodontik merupakan salah satu perawatan dalam bidang kedokterangigi yang berperan penting untuk memperbaiki susunan gigi geligi sehingga dapat meningkatkan kemampuan mastikasi, fonetik, dan estetika seseorang. Guna mencapai tujuan tersebut dalam menentukan diagnosis dan rencana perawatan ortodontikterdapat prosedur standar yang perlu dilakukan, salah satunya adalah pemeriksaanekstra oral. Pemeriksaan ini meliputi pengukuran indeks kepala dan indeks wajah. Tipe wajah yang diklasifikasikan menjadi hypereuryprosopic, euryprosopic, mesoprosopic, leptoprosopic dan hyperleptoprosopic.Penampilan wajah yang menarikdapat dilihat salah satunya dari senyum. Senyum merupakan kompenen estetika wajahyang juga berperan sebagai indikator penilaian daya tarik seseorang. Adapun analisis senyum harus mencakup evaluasi elemen tertentu dengan urutan spesifik. Salahsatunya yaitu analisa dento-labial meliputi analisa maxillary incisor display at rest, maxillary incisor display saat tersenyum, smile arc, kesimetrisan senyum, dan buccal corridor. Buccal corridor adalah area gelap atau ruang hitam (negatif lateral space) antara sudut mulut dan tepi lateral gigi posterior rahang atas yang muncul ketikaseseorang tersenyum. Buccal corridor terjadi pada area gelap di dalammulut yangtergantung pada bentuk dan lebar kurva gigi atas dan otot-otot wajah yang terlibat ketika seseorang tersenyum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungantipewajah dan lebar buccal corridor terhadap estetika senyum mahasiswa suku Bali di FKG Mahasaraswati Denpasar. Penelitian ini mengkaji secara desktriptif korelasional dengan desain penelitian cross-sectional,mengkaji hubungan variabel bebas denganvariabel terikat dan akan dilakukan observasi. Data yang diperoleh kemudianditabulasi dan diolah dengan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) melalui uji cross tab dan korelasi pearson chi square.Hasil uji pearson chi squaredengan nilai p = 0,091,yang menunjukan arti tidak signifikan. Hal ini berarti tidakterdapat hubungan yang signifikan antara tipe wajah terhadap estetika senyummahasiswa suku Bali Di FKG Mahasaraswati Denpasar. Hasil yang berbeda terlihat pada hubungan lebar buccal corridor terhadap estetika senyum, dimana hasil menunjukan nilai p = 0,000, menunjukan arti signifikan. Bahwa terdapat hubunganyang signifikan antara lebar buccal corridor terhadap estetika senyummahasiswasuku Bali di FKG Mahasaraswati Denpasar.