MANAJEMEN RISIKO TERHADAP ASPEK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus : Pembangunan SMA N 9 Denpasar)

ABSTRAK
Manajemen risiko merupakan hal yang sangat penting dilakukan dalam pelaksanaan sebuah proyek konstruksi. Penerapan manajemen risiko bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman tentang proyek, pemahaman tentang risiko yang dihadapi proyek dan dampaknya serta juga dapat memberikan alasan yang tepat dalam pengambilan keputusan untuk mengelola risiko secara efisien dan efektif. Salah satu proyek konstruksi yang saat ini sedang dilaksanakan dan memiliki potensi risiko adalah proyek Pembangunan SMA N 9 Denpasar. Pembangunan SMA N 9 Denpasar ini tidak lepas juga dari timbulnya risiko terutama dari aspek keselamatan dan kesehatan kerja. Mengingat tingginya risiko proyek yang kemungkinan terjadi, maka diperlukan analisis manajemen risiko pada aspek keselamatan dan kesehatan kerja di SMA N 9 Denpasar. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskritif kualitatif. Permasalahan yang ada ditentukan dengan metode survey dan wawancara dengan berbagai pihak terkait dan mempunyai kompetensi tentang Pembangunan SMA N 9 Denpasar untuk mengetahui bagaimana kemungkinan (likelihood) terhadap berbagai risiko dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh (consequences) risiko. Penilaian risiko merupakan hasil perkalian antara kemungkinan risiko (likehood) dengan pengaruh (consequences). Hasil penelitian menunjukan risiko yang teridentifikasi adalah sebanyak 31 risiko. Dari jumlah tersebut 2 risiko (6,45%) tergolong tidak dapat diterima (unacceptable). Sebanyak 27 risiko (87,10%) tergolong tidak diharapkan (undesirable), dan 2 risiko (6,45%) tergolong dapat diterima (acceptable). Untuk risiko yang tergolong major risk (unacceptable dan undesirable) dalam penelitian ini risiko unacceptable ada 2 dengan memiliki nilai yang sama yaitu sosialisasi peraturan tentang penerapan K3 konstruksi di Indonesia belum maksimal dan kesehatan para pekerja yang kurang diperhatikan pimpinan karena sering diberlakukan jam lembur akibat dari waktu pekerjaan yang singkat. Sedangkan untuk risiko undersirable yang paling banyak berada di sumber risiko keselamatan dengam jumlah 18 risiko dan kepemilikan risiko yang paling banyak dimiliki oleh pihak – pihak yang terlibat dalam proyek (pelaksana arsitektur, pelaksana sipil, pelaksana MEP, petugas K3, pengawas lapangan dan mandor).

ABSTRACT
Risk management is a very important thing to do in the implementation of a construction project. The application of risk management is useful for increasing understanding of the project, understanding of the risks faced by the project and their impacts and can also provide the right reasons for making decisions to manage risks efficiently and effectively. One of the construction projects that is currently being implemented and has potential risks is the construction project of SMA N 9 Denpasar. The construction of SMA N 9 Denpasar cannot be separated from the emergence of risks, especially from aspects of occupational safety and health. Given the high project risk that is likely to occur, it is necessary to analyze risk management on aspects of occupational safety and health at SMA N 9 Denpasar. This research was conducted with a qualitative descriptive research method. Existing problems are determined by survey methods and interviews with various related parties and have competence on the construction of SMA N 9 Denpasar to find out how the possibilities for various risks are and to find out how much influence the risk has. Risk assessment is the result of multiplying the possibility of risk with the effect. The results showed that the identified risks were 31 risks. Of these 2 risks (6.45%) are classified as unacceptable. A total of 27 risks (87.10%) were classified as undesirable, and 2 risks (6.45%) were classified as acceptable. For risks classified as major risks (unacceptable and undesirable) in this study, there are 2 unacceptable risks with the same value, namely the socialization of regulations regarding the implementation of occupational safety and health in construction in Indonesia has not been maximized and the health of workers is not paid attention to by the leadership because overtime hours are often applied. as a result of short working hours. Meanwhile, the most undersirable risks are in the source of safety risk with 18 risks and the most risk ownership is owned by the parties involved in the project (architectural implementers, civil implementers, MEP implementers, occupational safety and health officers, field supervisors and contractors). foreman).