UPACARA PATI WANGI DALAM PERKAWINAN NGEROROD DI DESA ADAT PAGAN, KECAMATAN DENPASAR TIMUR, KOTA DENPASAR (STUDI SOSIOLOGI HUKUM)

Penelitian ini mengangkat dua pokok masalah yaitu : 1) Bagaimana perkawinan menurut hukum Hindu dan hukum adat Bali ? 2) Bagaimana pengaruh sosiologi hukum terhadap hukum adat Bali terkait upacara pati wangi dalam perkawinan ngerorod di Desa Adat Pagan, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar ? Penelitian ini bertujuan untuk 1) Untuk mengkaji dan menganalisa perkawinan menurut hukum Hindu dan hukum adat Bali secara teliti dengan menerapkan atau mengimplementasikan konsep-konsep teori yang relevan. 2) Untuk mengkaji dan menganalisa pengaruh sosiologi hukum terhadap hukum adat Bali terkait upacara pati wangi dalam perkawinan ngerorod di Desa Adat Pagan, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar secara teliti dengan menerapkan atau mengimplementasikan konsep-konsep teori yang relevan. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian hukum empiris dengan menggunakan dua teori yaitu teori pluralisme hukum dan teori konstruksi sosial. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu : 1) Perkawinan menurut Hukum Hindu dalam Manawadharmasastra terdiri dari 8 (delapan) sistem perkawinan. Di dalam Hukum Adat Bali terdapat 5 (lima) sistem perkawinan. Upacara pati wangi termasuk di dalam perkawinan ngerorod atau rangkat pada perkawinan adat Bali. 2) Sosiologi hukum berpengaruh terhadap hukum adat Bali terkait upacara pati wangi dalam perkawinan ngerorod di Desa Adat Pagan, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar. Hal ini sesuai dengan upacara pati wangi tidak tertulis dalam perarem atau awig-awig Desa Adat Pagan, namun tetap menjadi hukum adat karena merupakan hasil kesepakatan secara bersama dari suatu masyarakat hukum adat khususnya di Desa Adat Pagan, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar.