IMPLEMENTASI PENGELOLAAN TANAH DI DESA ADAT KEROBOKAN UNTUK KEGIATAN INDUSTRI JASA PARIWISATA

Abstract
Tourism as the largest industry in the world has given birth to a series of opportunities and challenges for countries that depend on the industry including Bali. Indigenous Villages (Desa Adat) in relation to tourism, play a very important role as a fortress and as a filter in accepting the flow of tourism development. Almost all Desa Adat in Bali manage their customary village land for tourism activities that are able to provide benefits for related Desa Adat. The same goes for Desa Adat Kerobokan. Customary land that used to function as agricultural land, now with the development of tourism, customary land is converted as a place of tourism. Desa Adat Kerobokan has a very important role in Bali tourism, especially in land management for tourism service industry activities.

Abstrak
Pariwisata sebagai industri terbesar di dunia telah melahirkan sederet peluang dan tantangan bagi negara-negara yang menggantungkan harapan pada industri tersebut termasuk Bali. Desa adat dalam kaitannya dengan kepariwisataan, memegang peranan yang sangat penting sebagai benteng dan sebagai filter dalam menerima arus perkembangan pariwisata. Hampir seluruh desa adat di Bali mengelola tanah desa adat mereka untuk kegiatan pariwisata yang mampu memberikan keuntungan bagi desa adat terkait. Sama halnya dengan Desa Adat Kerobokan. Tanah adat yang dahulu berfungsi sebagai lahan pertanian, kini dengan adanya perkembangan pariwisata, tanah adat dialih fungsikan sebagai tempat pariwisata. Desa Adat Kerobokan memiliki peranan yang sangat penting di dalam pariwisata Bali khususnya dalam pengelolaan tanah untuk kegiatan industri jasa pariwisata.