Suparsa, I Nyoman and Widnyana, I Wayan (2017) DIKOTOMI ALIH FUNGSI LAHAN DENGAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI BALI. Unmas Press, Denpasar. (In Press)
![[thumbnail of Similarity]](https://eprints.unmas.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
SSuparsa-38.pdf - Other
Download (1MB)
Abstract
Indonesia pada umumnya, dan pulau Bali pada khususnya terkenal sebagai Negara atau pulau agraris. Oleh karena, sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani/ bercocok tanam dengan lahan persawahan yang demikian luas. Kehidupan masyarakatnya sangat bergantung kepada produk- produk pertanian basah, seperti padi dan palawija bahkan sempat mengekspor produk padi dan palawija ke luar pulau Bali.
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan disertai dengan pola hidup dan sikap masyarakat yang berubah yang tidak lagi mau bekerja dengan baju yang kotor bercampur dengan lumpur di sawah dengan waktu tunggu yang lama dalam menghasilkan uang tetapi dengan bekerja di kantoran yang berpenampilan bersih dan lebih menjanjikan mendapatkan hasil dalam waktu yang pendek. Di samping itu, dengan berkembangnya Bali sebagai objek wisata dunia dan domestik menyebabkan orang-orang di luar Bali datang ke Bali untuk ikut mengais rejeki dari kemajuan parawisata. Hal inilah yang merupakan penyebab beralihnya fungsi lahan persawahan menjadi lahan perumahan, pertokoan dan lain-lain.
Apabila kondisinya sudah seperti itu, kita yang berada di pulau Bali misalnya, sangat selalu bergantung kepada kebutuhan pada padi dan palawija dan produk pertanian lainnya dari luar. Kita sebagai orang Bali dan tinggal di Bali tidak semuanya mau seperti itu. Sebagian orang Bali ingin mengembalikan setidak-tidaknya mempertahankan lahan sawah yang masih tersisa di tengah-tengah desakan sebagian lagi orang Bali dan orang luar Bali mengais peruntungan dengan membangun properti, mal, hotel, villa, dan sebagainya.
Pembangunan berkelanjutan dapat dilakukan jika minimal tetap terjaganya kelestarian atau keseimbangan antara alih fungsi lahan persawahan, perkebunan, dan hutan dengan kebutuhan masyarakat Bali pada masa kini dan masa mendatang dan meminimalkan orang non-Bali yang datang dari luar akan kebutuhan perumahan, mall, hotel, dan villa, dan lain-lain. Hal-hal inilah yang tidak terjadi, sehingga muncul dikotomi antara alih fungsi lahan dengan pembanguan berkelanjutan.
Item Type: | Other |
---|---|
Additional Information: | SSuparsa-38 |
Uncontrolled Keywords: | dikotomi, alih fungsi, lahan, pembanguan, berkelanjutan |
Subjects: | G Social Sciences (Ilmu Sosial) > H Social Sciences (General) G Social Sciences (Ilmu Sosial) > HD Industries. Land use. Labor |
Depositing User: | Unnamed user with email [email protected] |
Date Deposited: | 12 Jul 2022 03:37 |
Last Modified: | 12 Jul 2022 03:37 |
URI: | http://eprints.unmas.ac.id/id/eprint/1072 |