EFEKTIVITAS DAUN SIRIH MERAH (Piper betle crocatum) DAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle linn) DALAM PENYEMBUHAN GINGIVITIS (LITERATURE REVIEW)

Abstrak

Gingivitis adalah peradangan yang terjadi pada sekitar tepi gingiva yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti plak dan bakteri. Upaya dalam menanggulangi gingivitis di Indonesia dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti menggunakan obat-obatan yang berbahan dasar kimia sintetik, akan tetapi terdapat efek samping pada obat-obatan tersebut. Untuk mengatasi efek samping tersebut, digunakanlah tanaman obat tradisional yang mudah ditemukan di Indonesia yaitu daun sirih. Daun sirih yang cukup terkenal di Indonesia adalah daun sirih hijau dan daun sirih merah yang mengandung banyak minyak atisiri. Oleh karena itu, dua daun sirih ini diharapkan dapat menanggulangi faktor-faktor penyebab gingivitis. Mengetahui efektivitas kandungan yang terdapat pada daun sirih hijau dan daun sirih merah dalam pengobatan gingivitis. Penyusunan literature review ini dilakukan sepanjang bulan September 2021 dan menggunakan 3 electronic database, yaitu Google scholar, PubMed dan Scopus dengan menggunakan kata kunci yang sesuai dengan pertanyaan penelitian. Penentuan kriteria inklusi dilakukan dengan mengikuti alur Prefered Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses (PRISMA). Dari hasil penelusuran pustaka maka terpilih 9 literatur. Tiga literatur yang meneliti mengenai pengaruh berkumur air seduhan daun sirih terhadap penurunan nilai plak, satu literatur membahas mengenai formulasi sirih dan gambir sebagai pasta gigi antibakteri, dua literatur membahas perbandingan berkumur antara rebusan daun sirih dan Cetylpyridinium chloride terhadap bakteri penyebab gingivitis, satu literatur yang membahas mengenai efektivitas rebusan daun sirih hijau dan merah terhadap puberty gingivitis, dan dua literatur yang membahas mengenai efektivitas dari rebusan daun sirih hijau dan merah dalam menghambat perkembangan bakteri penyebab gingivitis. Daun sirih hijau ataupun merah sama-sama mampu mengurangi pertumbuhan plak dan mampu menghambat pertumbuhan bakteri penyebab gingivitis.

Abstract

Gingivitis is an inflammation that occurs around the gingival margin caused by several factors such as plaque and bacteria. Efforts to overcome gingivitis in Indonesia can be done in various ways, such as using synthetic chemical-based drugs, but there are side effects to these drugs. To overcome these side effects, traditional medicinal plants that are easily found in Indonesia are used, namely betel leaf. Betel leaf which is quite famous in Indonesia is green betel leaf and red betel leaf which contains a lot of essential oil. Therefore, these two betel leaves are expected to overcome the factors that cause gingivitis. To determine the effectiveness of the content contained in green betel leaf and red betel leaf in the treatment of gingivitis. The literature review was compiled throughout September 2021 and used 3 electronic databases, namely Google scholar, PubMed and Scopus using keywords that match the research questions. The inclusion criteria were determined by following the Prefered Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses (PRISMA) flow. From the results of the literature search, 9 literatures were selected. Three literatures examine the effect of gargling betel leaf steeped water on the reduction of plaque value, one literature discusses the formulation of betel and gambier as antibacterial toothpaste, two literature discusses the comparison of gargling between betel leaf decoction and Cetylpyridinium chloride against gingivitis-causing bacteria, one literature discusses regarding the effectiveness of green and red betel leaf decoction against pubertal gingivitis, and two literatures that discuss the effectiveness of green and red betel leaf decoction in inhibiting the development of gingivitis-causing bacteria. Green or red betel leaf are both able to reduce plaque growth and inhibit the growth of bacteria that cause gingivitis.