ANALISIS KESATUAN BERBAHASA PADA NOVEL “DUA GARIS BIRU” KARYA LUCIA PRIANDARINI

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan mengenai wujud dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesatunan berbahasa pada novel “Dua Garis Biru” karya Lucia Priandarini. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif, sebab penelitian ini berusaha mendeskripsikan data yang berupa kata-kata. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode observasi dan metode kepustakaan. Teknik analisis data yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini dijabarkan dalam tiga tahap yaitu mereduksi data, menyajikan data, dan menyimpulkan data. Adapun hasil penelitian ini menggambarkan dua kesimpulan sebagai berikut. Pertama, ditemukan empat puluh satu data pada tuturan antara tokoh dalam novel “Dua Garis Biru” karya Lucia Priandarini, yang terdiri dari tujuh belas wujud kesantunan imperatif dengan maksud menyuruh, sembilan wujud kesantunan dengan maksud memberi tanggapan, lima wujud kesantunan dengan maksud memberi tahu atau dekratif, dua wujud kesantunan dengan maksud melarang, dan tiga wujud kesantunan meminta izin. Kedua, faktor-faktor yang mempengaruhi kesantunan berbahasa dalam nove “Dua Garis Biru” karya Lucia Priandarini yakni terdiri dari faktor pemilihan kata. Adanya kesantunan dalam pemilihan kata dikarenakan penutur ingin pesan yang disampaikan dapat dengan mudah dipahami pendengar dan tidak menyinggung perasaan lawan tutur. Kedua, faktor kerabatan atau kedekatan. Faktor ini muncul karena adanya hubungan dalam keluarga atau lingkungan kekerabatan yang sudah sangat dekat dan saling mengenal. Karena jika ada usianya yang lebih tua maka yang lebih muda pasti lebih santun. Ketiga, faktor status. Faktor status dalam novel “Dua Garis Biru” merupakan salah satu tolak ukur dalam pengelompokan suatu masyarakat. Keempat, faktor situasi. Faktor situasi cendrung ,muncul dimana para tokoh selalu memperhatikan pilihan kata dengan melihat situasi pembicaraan dengan penuturnya ketika dalam situasi resmi dan situasi tidak resmi.

Abstract:
This study aims to describe and axplain the forms of language politeness and the factors that influence language politeness in the novel DuaGarisBiru by Lucia Priandarini. This research belongs to the type of qualitative descriptive research because the data in seeks to describe the data in the form of words. Observation method and library. Data analysis techniques carried out by researchhers. in this study, it is translated into into three stages, namely reducing data, presenting data and concluding. The results of this study describe 2 conclusions as follows:first, 41 data were found on the speech between the charaters in the novel Two Blue Lines by Lucia Priandarini. Which consists of 17 forms of imperative politeness with the intetion of instructing 9 forms of politeness with the intetionof informing or declarative , 2 forms of politeness with the intetion of prohibiting and there forms of politeness asking for permission. There is politeness in the choice of words because the speaker wants the message conveyed to be easily understood by the listener without offending the opponent’s feeling. The two, factors of kinship or closeness. This factors srises because of the relationship in the family or kinship enivironment if there is very close because if there is an older age, the younger one will definitely be more polite. The there status factors, the status factors in the novel two blue liner are one of the benchmarks in the grouing of a society because wherever people who are older and hinger in rank will always be respected. The four. Situational factors tend to appear in two blue line novelsehere the characters always pay attention to the choice of words by looking at the situation of the conversation with the speaker when in official and informal situation.