ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR LOKUSI, ILOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM NOVEL YANG FANA ADALAH WAKTU KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA

Abstrak

Penelitian ini membahas tentang kajian pragmatik dilihat dari aspek tindak tutur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tindak tutur lokusi, ilokusi dan perlokusi, faktor penyebab digunakannya tindak tutur lokusi, ilokusi dan perlokusi dalam novel Yang Fana Adalah Waktu karya Sapardi Djoko Damono dan implikasinya dalam proses pembelajaran sastra. Metode pengumpulan data pada penelitian ini yaitu membaca, mencatat dan studi pustaka. Metode analisis data yaitu meredukasi data, menyajikan data dan verifikasi serta menyimpulkan data. Hasil Penelitian tindak tutur dalam novel Yang Fana Adalah Waktu karya Sapardi Djoko Damono terdapat lima puluh dua tuturan yang diantaranya dua belas tindak tutur lokusi yaitu tujuh lokusi pernyataan, empat lokusi pertanyaan, satu lokusi perintah. Tindak tutur ilokusi yang ditemukan terdapat dua puluh enam tuturan diantaranya enam ilokusi asertif, delapan ilokusi direktif, tiga ilokusi ekspresif, enam ilokusi komisif, tiga ilokusi deklarasi. Tindak tutur perlokusi dalam novel Adalah Waktu karya Sapardi Djoko Damono terdapat empat belas tuturan diantaranya delapan perlokusi verbal, empat perlokusi nonverbal, dua perlokusi verbal nonverbal. Faktor penyebab digunakannya tindak tutur lokusi, ilokusi dan perlokusi diantaranya menunjukkan janji atau kesanggupan, sanjungan atau pujian, menyampaikan maksud dan menunjukkan larangan. Implikasi hasil penelitian tindak tutur lokusi, ilokusi dan perlokusi pada novel Yang Fana Adalah Waktu dalam proses pembelajaran sastra sebagaimana dalam pembelajaran bahasa dengan pembelajaran sastra saling berkaitan. Implikasi hasil data tindak tutur dalam novel melibatkan teks dan memungkinkan suatu yang bermakna dan dalam membaca penting adanya imajinasi.

Abstract

This study discusses the study of pragmatics seen from the aspect of speech acts. This purpose is to determine the locutionary, illocutionary and perlocutionary speech acts, the factors causing the use of locutionary, illocutionary and perlocutionary speech acts in the novel Yang Fana Adalah Waktu by Sapardi Djoko Damono and their implications in the literary learning process. Data collection methods in this study are reading, taking notes and literature study. Data analysis methods are reducing data, presenting data and verifying and concluding data. The results of the speech act research in the novel Yang Fana Adalah Waktu by Sapardi Djoko Damono there are fifty-two utterances including twelve locutionary speech acts, namely seven statement locutions, four question locutions, one command locution. There were twenty-six illocutionary speech acts, including six assertive illocutions, eight directive illocutions, three expressive illocutions, six commissive illocutions, and three declarative illocutions. The perlocutionary speech act in the novel Yang Fana Adalah Waktu by Sapardi Djoko Damono contains fourteen utterances including eight verbal perlocutions, four nonverbal perlocutions, two nonverbal verbal perlocutions. The factors causing the use of locutionary, illocutionary and perlocutionary speech acts include showing promise or ability, flattery or praise, conveying intent and showing prohibition. The implications of the results of the research on locutionary, illocutionary and perlocutionary speech acts in the novel Yang Fana Adalah Waktu in the process of learning literature as in language learning and literary learning are interrelated. The implications of speech act data results in the novel involve the text and allow something meaningful and in reading it is important to have imagination.