ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI TUMPANGSARI TEMBAKAU RAKYAT DENGAN CABAI RAWIT (Studi Kasus Subak Laud, Desa Sukawati, Kec. Sukawati, Kab. Gianyar)

Abstrak

Petani dalam melakukan usahatani tembakau rakyat masih menghadapi masalah permodalan, tenaga kerja dan perubahan iklim dan cuaca yang ekstrim. Untuk menyiasati hal tersebut petani melakukan usahatani dengan sistem tumpangsari dengan tanaman cabai rawit. Berkaitan dengan hal tersebut maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut adalah erapa biaya, pendapatan, dan efisiensi usahatani tumpangsari tembakau rakyat dengan cabai rawit di Subak Laud, Desa Sukawati, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besarnya biaya, pendapatan, dan tingkat efisiensi dari usahatani tumpangsari tembakau rakyat dengan cabai rawit. Penelitian ini dilaksanakan di Subak Laud Desa Sukawati Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar dari bulan November hingga Desember 2021. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif, dengan sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode sensus dengan jumlah sampel sebanyak 33 petani penggarap. Metode pengambilan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, kuisioner dan studi dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis biaya produksi, penerimaan, pendapatan dan efisiensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata biaya yang dikeluarkan petani pada usahatani tumpangsari tembakau rakyat dengan cabai rawit adalah sebesar Rp. 9.036.560,60 per luas lahan garapan atau Rp. 21.454.322,41 per hektar, rata-rata pendapatan sebesar Rp. 1.746.747,48 per luas lahan garapan atau Rp. 4.147.073,79 per hektar.per luas lahan garapan. Nilai R/C ratio pada penelitian ini adalah 1,193 yang menunjukkan usahatani efisien diusahakan

Abstract

Farmers in doing smallholder tobacco farming still face problems of capital, labor and climate change and extreme weather. To get around this, farmers do farming with an intercropping system with cayenne pepper and consistently every two years. In this regard, the researcher formulates the following problem: what are the costs, income, and efficiency of smallholder tobacco intercropping with cayenne pepper in Subak Laud, Sukawati Village, Sukawati District, Gianyar Regency. This study aims to determine the cost, income, and efficiency level of smallholder tobacco intercropping with cayenne pepper. This research was conducted in Subak Laud, Sukawati Village, Sukawati District, Gianyar Regency from November to December 2021. The types of data used in this study were qualitative data and quantitative data, with the data sources used were primary data and secondary data. Sampling in this study used the census method with a sample of 33 smallholders. Data collection methods used were observation, interviews, questionnaires and study documentation. Analysis of the data used is the analysis of production costs, revenues, revenues, and efficiency. The results showed that the average cost incurred by farmers in intercropping smallholder tobacco farming with cayenne pepper was Rp. 9,036,560.60 per arable land area or Rp. 21,454,322.41 per hectare, the average income is Rp. 1,746,747.48 per arable land area or Rp. 4,147,073.79 per hectare. per area of arable land. The value of the R/C ratio in this study is 1.193 which indicates efficient farming that is cultivated.