POTENSI ANTI KANKER SENYAWA PERISBIVALVIN PADA PENYAKIT Non Small Cell Lung Cancer (NSCLC) SECARA IN SILICO

Non Small Cell Lung Cancer (NSCLC) adalah merupakan semua jenis kanker paru epitel selain Small Cell Lung Cancer (SCLC). Karsinoma sel skuamosa, karsinoma sel besar, dan adenokarsinoma merupakan jenis NSCLC yang paling umum terjadi, NSCLC sering dihubungkan dengan asap rokok tetapi adenokarsinoma dapat ditemukan pada pasien yang tidak pernah merokok. Terapi yang sering digunakan pada NSCLC positif ROS1 adalah mengguakan obat crizotinib, pada penelitian ini menguji senyawa perisbivalvin pada reseptor ROS1 menggunakan obat pembanding crizotinib sebagai obat pembanding dengan metode komputasi atau in silico dengan mengamati binding energy yang didapatkan antara ligan dengan reseptor dan parameter lain seperti ikatan dengan asam amino dan toksisitas, hasil pengujian dari penelitian ini dilihat dari nilai binding energy antara reseptor ROS1 dengan senyawa uji adalah pada senyawa perisbivalvin menunjukan -6,76 kkal/mol dan pada senyawa pembanding crizotinib adalah -8,28 kkal/mol, hasil dari parameter toksisitas menunjukan senyawa perisbivalvin adalah 715,543 (mg/kg) dan pada senyawa pembanding crizotinib adalah 1.442,455 (mg/kg), hal ini menunjukan senyawa perisbivalvin dan crizotinib memiliki kelas toksisitas 4 yang berarti berbahaya jika tertelan. Dilihat dari ikatan asam amino antara reseptor ROS1 dengan senyawa uji adalah pada senyawa perisbivalvin dan senyawa pembanding crizotinib memiliki ikatan yang sama pada asam amino Glu2027A dan sehingga memiliki efek farmakologi yang sama dengan senyawa pembanding crizotinib. Kesimpulan dari penelitian ini adalah senyawa perisbivalvin memiliki anfinitas ikatan dengan reseptor ROS1 dengan kelas toksisitas yang sama dengan senyawa pembanding crizotinib dan memiliki efek farmakologi yang sama dengan senyawa pembanding crizotinib.